Mengembalikan Jati Diri Bangsa dimulai dari daerah

Agustus 25, 2009 Tinggalkan komentar

Akan kah budaya Rimpu bisa kembali lagi??? inilah tantangan yang harus dihadapi oleh masyarakat bima atau mbojo dimana salah satu dimensi budaya dalam berpakaian hilang di telan jaman. Nilai-nilai lokal yang tercipta dengan pemikiran yang tajam Punah atas nama kemajuan jaman Kemunduran budaya terjadi karena dibarter dengan materi Tanpa sadar bahwa budaya merupakan alat menciptakan materi Harta yang tak ternilai……. Sejarah peradaban menggambarkan bahwa dalam suatu komunitas maupun rumpun bangsa tertentu memiliki suatu identitas yang jelas yang mana itu semua akan membedakan dengan komunitas atau bangsa lainnya. Ciri inilah yang merupakan bagian yang menunjukkan jati diri suatu komunitas, daerah atau bangsa. Dan Anggota-anggota komunitas dengan sekuat tenaga, daya dan upaya akan terus berusaha menjaga dan melestarikan jati diri yang dimilikinya ini.

rimpu budaya mbojoMengabaikan identitas diri dan komunitas merupakan suatu langkah mundur yang mengarahkan identitas yang dimiliki menuju kepunahan atau dengan kata lain memudarnya eksistensi diri adalah hal yang sangat ditakutkan. Seperti yang di alami oleh daerah ku yaitu bima atau dana mbozo. Bima (Dana Mbojo) sebagai suatu rumpun daerah sebagaimana dengan daerah-daerah lainnya memiliki identitas budaya tersendiri yang menjadi ciri khasnya. Budaya ini merupakan kebiasaan turun temurun. Karena sifatnya yang turun temurun inilah maka menimbulkan sesuatu yang bersifat dinamis. Kedinamisan inilah yang mempengaruhi proses pelestarian dan penjagaan identitas diri ini menjadi berubah dan menimbulnya benturan-benturan yang akan menguburkan jati diri tersebut walaupun melalui proses yang sangat panjang.

Salah satu budaya dalam dimensi busana pada masyarakat Bima (Dou Mbojo) adalah budaya rimpu yang telah hidup dan berkembang sejak masyarakat Bima itu ada. Rimpu merupakan cara berbusana yang mengandung nilai-nilai khas yang sejalan dengan kondisi daerah yang bernuansa Islam (Kesultanan atau Kerajaan Islam). Rimpu adalah cara berbusana masyarakat Bima yang menggunakan sarung khas Bima. Rimpu merupakan rangkaian pakaian yang menggunakan dua lembar (dua ndo`o) sarung. Kedua sarung tersebut untuk bagian bawah dan bagian atas. Rimpu adalah pakaian yang diperuntukkan bagi kaum perempuan, sedangkan kaum lelakinya tidak memakai rimpu tetapi ”katente” (menggulungkan sarung di pinggang). Sarung yang dipakai ini dalam kalangan masyarakat Bima dikenal sebagai Tembe Nggoli (Sarung Songket). Kafa Mpida (Benang Kapas) yang dipintal sendiri melalui tenunan khas Bima yang dikenal dengan Muna. Sementara sarung songket memiliki beberapa motif yang indah. Motif-motif sarung songket tersebut meliputi nggusu waru (bunga bersudut delapan), weri (bersudut empat mirip kue wajik), wunta cengke (bunga cengkeh), kakando (rebung), bunga satako (bunga setangkai), sarung nggoli (yang bahan bakunya memakai benang rayon).

Pada jaman-jaman dulu penggunaan motif ini menunjukkan strata sosial masyakat yang memakainya, misalnya songket yang nggusu waru biasanya dipakai oleh kalangan bangsawan (kalangan menengah ke atas) sementara sarung nggoli lebih banyak dipakai oleh kalangan menengah ke bawah. Walaupun demikian tidak terlihat adanya suatu kecemburuan sosial dalam kehidupan masyarakat Bima (Dou Mbojo).

Rimpu berdasarkan peruntukkannya dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :

1. Rimpu Biasa, yaitu rimpu yang diperuntukkan bagi orang tua atau perempuan yang telah menikah.
2. Rimpu Mpida, yaitu rimpu yang diperuntukkan bagi remaja atau anak gadis.

Antara keduanya dalam hal cara penggunaannya hampir sama, hanya yang membedakannya adalah rimpu biasa lebih terbuka, maksudnya paras atau muka kelihatan. Sedangkan rimpu mpida hanya mata saja yang terlihat (seperti ninja). Namun saat ini kedua rimpu diatas hanya bisa dilihat di daerah-daerah terpencil dan itu pun sudah sangat jarang terlihat, inilah yang merupakan tantangan tersendiri bagi masyarakt bima mbojo yaitu bagaimana mengembalikan budaya daerah yang terus di lindas jaman tersebut, dan bagaimana usaha bentuk penyadaran akan nilai tingginya budaya ini masih harus di perjuangkan lagi untuk seterusnya karena bagaimanapun juga mengambalikan budaya daerah merupakan salah satu bentuk untuk mengembalikan jati diri bangsa.

Sumber: http://www.doumbojo.info/2009/07/mengembalikan-jati-diri-bangsa-dimulai.html

Kategori:Bima Tag:, , ,

Hello world!

Agustus 25, 2009 1 komentar

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!

Kategori:Uncategorized